Rabu, 12 Oktober 2016

Kursus GIS Dasar (ArcGIS 10.4 60-day free trial)

SinauGIS membantu Anda dalam meningkatkan kemampuan pengelolaan data spasial yang meliputi input data,  pengolahan data, analisis data serta penyajian data. SinauGIS akan mengadakan Kursus Sistem Informasi Geografis (SIG) Dasar menggunakan perangkat lunak ArcGIS versi 10.4 free trial 60 days yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 21-24 November 2016 di Yogyakarta. Materi pelatihan tersebut meliputi:
  1. Pengenalan Konsep Peta & SIG
  2. Pendalaman Peta dan SIG
  3. Pengenalan & Instalasi Software ArcGIS free trial 60 days
  4. Konsep dan Pengenalan Konsep Dasar Global Positioning System (GPS)
  5. Pratek Lapangan GPS sekalian Lava Tour ke Merapi
  6. Input Data Spasial
  7. Pemrosesan Data Spasial/ Editing 
  8. Penyajian Peta (Layout/Desain Peta)
Informasi:
  1. Biaya Kursus sebesar Rp. 4.500.000 / orang
  2. Pendaftaran peserta dan pelunasan biaya pelatihan maksimal tanggal 11 November 2016. Apabila sudah mendaftar secara online akan tetapi belum melunasi biaya pelatihan, maka peserta dianggap batal mengikuti pelatihan.
  3. Pembayaran biaya pelatihan dilakukan melalui transfer  ke no rekening 0095698060 BNI Cabang UGM Yogya atas nama Sdr HUMAM ZARODI sebesar biaya pelatihan yang diikuti. (mohon menuliskan penerima sesuai yang diberi tanda tebal)
  4. Biaya pelatihan sudah termasuk akomodasi (penginapan di hotel), konsumsi (makan & snack selama pelatihan), survei lapangan sekaligus lava tour ke Merapi, training kits termasuk kaos, modul pelatihan dan software ArcGIS 10.4 free trial 60 days.
  5. Biaya tidak termasuk pajak (jika ada).
  6. Jumlah minimal peserta yang ikut dalam pelatihan ini adalah 10 orang.
  7. Apabila peserta sudah mendaftar dan membayar lunas biaya pelatihan, akan tetapi jumlah peserta kurang dari 10 peserta, maka pelatihan dianggap batal dan biaya pelatihan yang sudah dibayarkan akan dikembalikan 100% kepada peserta melalui transfer.
Untuk informasi detil bisa berkunjung ke www.sinaugis.com atau telp/sms/ wa 081328781680


Senin, 25 April 2016

Pelatihan Fasilitator Sistem Informasi Desa Sebagai Kesiapsiagaan Data Pasca-Erupsi Gunung Sinabung

Senin, 25 April 2016

United Nations Development Programme (UNDP) bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, mengadakan Pelatihan Fasilitator Sistem Informasi Desa (SID) untuk Kebencanaan yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari, Senin-Selasa (25-26/4) di Ruang Rapat Asisten Setda, Kantor Bupati Kabupaten Karo.

Pada hari Senin (25/4), acara Pelatihan Fasilitator Sistem Informasi Desa (SID) untuk Kebencanaan yang dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Karo, dr. Saberina, MARS, dihadiri 19 orang dari perwakilan 7 desa percontohan dan 5 kecamatan, Desa Perbaji, Payung, Pintumbesi, Kuta Rakyat, Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kecamatan Namanteran, Tiganderket, Payung, Simpang Empat dan Merek, dengan fasilitator dari UNDP, BPBD, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, BPMPD, Bagian Pemerintah Desa, Dinas Kominfo Kabupaten Karo.

Dalam sambutannya, dr. Saberina, MARS, menyampaikan, SID ini sangat berguna untuk mendukung pelayanan publik di desa dan juga sebagai kesiapsiagaan data di desa-desa yang rawan erupsi Gunung Sinabung,  diharapkan peserta pelatihan bisa menjadi tentor bagi desa-desa lainnya serta desa-desa yang rawan di Sinabung bisa dikembangkan lagi.


Sekda Kabupaten Karo sedang memberikan sambutan dalam
kegiatan Pelatihan Fasilitator Sistem Informasi Desa (25/4)
 di Ruang Rapat Asisten Setda Kabupaten Karo

Sementara dalam sesi pelatihan, Asisten Pemerintahan Setda, Drs. Suang Karo-Karo, mengatakan pentingnya SID dalam pembangunan desa, diharapkan para fasilitator desa yang dilatih bisa menjadi fasilitator bagi desa lainnya. Selain itu disampaikan aka nada pelatihan system keuangan desa dari BPKP Provinsi Sumatera Utara.

Dalam pelatihan ini, disampaikan materi oleh 5 (lima) fasilitator SID Kabupaten Karo, Eva Angela S (Kabag Pemdes), Asmahera Sinulingga (Dinas Kominfo), Jhon Afri (BPBD), Megasari Br Sembiring BPMPD) dan Joni Tobing (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil) serta Jeffri Argon dan Humam Zarodi (UNDP), dengan materi visioning SID, instalasi dan penggunaan aplikasi SID, cleaning data kependudukan, pemetaan kebutuhan data serta simulasi pelayanan publik.

Salah seorang fasilitator SID Kabupaten Karo, Eva Angela, SS, MM, sekaligus sebagai Kepala Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan, Setda Kabupaten Karo, menyampaikan, SID dapat  lebih memudahkan pelayanan publik di desa sehingga meningkatkan kualitas pelayanan pemerintah desa kepada masyarakat. Harapannya, dengan meningkatnya kualitas pelayanan pemerintah desa, maka kepercayaan masyarakat terhadap pemerintan desa akan meningkat. Hal ini mendorong tercapainya pembangunan desa yang lebih baik. SID juga diharapkan mampu meningkatkan kerjasama dan harmonisasi yang baik antar aparatur pemerintahan desa.



Dalam sesi diskusi, Penjabat Kepala Desa Kutarakyat, Sastrawan Ginting, menyampaikan, SID sebagai salah satu wadah informasi tentang desa yang sangat akurat dan valid, aplikasi SID mudah dimanfaatkan oleh pemerintah desa. Harapannya, SID bisa menjadi sumber data yang sangat akurat dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat. Nova Melda Ginting, peserta pelatihan dari Kecamatan Naman Teran, menyampaikan, SID mendukung penyediaan basis data yang akurat dan bisa diupdate secara berkala, pelayanan kepada masyarakat lebih lancar. Sehingga pekerjaan di tingkat kecamatan menjadi lebih lancar. Harapannya, semua desa di Kecamatan Naman Teran yang berjumlah 14 desa, bisa menerapkan SID. (dhz)



Rabu, 13 Januari 2016

Film Pendek Dokumenter: Digdaya Ing Bebaya

Silahkan ditonton di Youtube, film pendek dokumenter dengan judul "Digdaya Ing Bebaya atau Of The Dancing Leaves", karya Merapi Recovery Response (MRR) - DR4 Project UNDP bersama Limaenam Film yang diproduksi pada tahun 2014. Film yang memenangkan penghargaan kategori Film Pendek Dokumenter Terbaik dalam ajang XXI Short Film Festival 2015, menceritakan tentang sebagian keluarga-keluarga tertangguh yang tinggal di lereng Merapi memilih untuk beradaptasi daripada direlokasi pasca-erupsi Merapi 2010. Selain itu juga menjadi nominasi dalam ChopShots Documentary Film Festival 2014 dalam kategori film pendek dokumenter Asia Tenggara dan nominasi film pendek dokumenter dalam ajang Apresiasi Film Indonesia 2014.

Monggo....

Jumat, 18 September 2015

Pengembangan Sistem Informasi Kebencanaan Sebagai Upaya Kesiapsiagaan Data

Trend kejadian bencana menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun sehingga kondisi ini menyadarkan pelaku penanggulangan bencana akan pentingnya berbagai tindakan preventif guna mencegah atau meminimalisasi dampak dari suatu bencana. Kesadaran untuk membangun sebuah sistem informasi kebencanaan yang terintegrasi semakin menguat seiring dengan semakin dirasakannya kebutuhan di lapangan dalam hal manajemen penanggulangan bencana baik untuk aktivitas pra bencana (pre-disaster), tahap tanggap darurat (emergency response), maupun aktivitas rehabilitasi dan rekonstruksi (rehabilitation and reconstruction).

United Nations Development Programme (UNDP) bekerjasama dengan BPBD Kabupaten Blitar, saat ini sedang mengembangkan Sistem Informasi Kebencanaan Kabupaten (SIKK) yang diharapkan dapat mendukung BPBD Kabupaten Blitar dalam mewujudkan visi: mewujudkan kabupaten yang tanggap, cepat, tepat dan tangguh menghadapi bencana.

Sebanyak 50 orang peserta yang berasal dari dinas, lembaga dan instansi terkait, TNI-Polri, universitas, organisasi masyarakat sipil, jaringan relawan dan komunitas penanggulangan bencana, Kamis (17/9), mengikuti Lokakarya Sosialisasi dan Pemetaan Aktor serta Kebutuhan Pembangunan SIKK di Aula Kantor BPBD Kabupaten Blitar, yang dibuka oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blitar, Drs. Heru Irawan, M.Si. Dalam laporan kegiatan yang disampaikan oleh Sabar Ariadi, tujuan dari kegiatan ini selain untuk sosialisasi dan koordinasi, juga untuk memetakan kebutuhan data/ informasi serta membangun kesepahaman dan komitmen bersama para pihak dalam pembangunan SIKK. Selanjutnya sambutan dari Koordinator Kelud Recovery Support Project – UNDP, Rinto Andriono, menyampaikan pentingnya sistem informasi dalam mengurangi risiko bencana. Sedangkan dalam sambutan dan pembukaan kegiatan, Drs. Heru Irawan, M.Si, mengharapkan SIKK ini dapat memberikan data dan informasi yang valid, terkini, terukur, sistematis dan terintegrasi.


Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blitar, Drs. Heru Irawan, M.Si

sedang menyampaikan sambutan dan pembukaan dalam
Lokakarya Sosialisasi Pembangunan SIKK Blitar (17/9)


Selanjutnya, dalam sesi paparan yang disampaikan oleh 2 (orang) orang narasumber dari Dishubkominfo Kabupaten Blitar, Dwi Agus Santoso, ST, dengan tema Dukungan Infrastruktur Untuk Pengembangan SIKK  di Kabupaten Blitar serta narasumber dari Combine Resource Institution (CRI), Muhammad Amrun, dengan tema Pengalaman Membangun SIKK di Kabupaten Magelang. Kemudian, dilanjutkan dengan sesi pengisian pendataan kebutuhan dan pemetaan aktor dalam mengembangkan SIKK yang dipandu oleh Humam Zarodi dari Kelud Recovery Support Project – UNDP. Humam, dalam sesi rencana tindak lanjut dan kesimpulan menyampaikan, perlu dukungan dan komitmen para pihak dalam menyediakan database yang terkait bencana, media informasi yang terkait bencana perlu diintergrasikan ke dalam SIKK serta akan dibentuk tim kecil yang akan mengawal pembangunan SIKK dengan didampingi oleh CRI. (dienfi@gmail.com)

Kamis, 17 September 2015

BPBD Kabupaten Kediri dan UNDP Gelar Pelatihan Fasilitator Sistem Informasi Desa (SID) Untuk Kebencanaan


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri bekerjasama dengan United Nations Development Programme (UNDP) mengadakan Pelatihan Fasilitator Sistem Informasi Desa (SID) untuk Kebencanaan yang dilaksanakan selama 3 (dua) hari, Selasa-Kamis (15-17/9) di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kediri.

Pada hari Selasa (15/9), acara Pelatihan Fasilitator SID untuk Kebencanaan yang dibuka oleh Sekretaris BPBD Kabupaten Kediri, Heru Wahyu Jatmiko, SE, MM, dihadiri 15 orang dari perwakilan Desa Sempu, Kecamatan Ngancar, Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, perwakilan Pemerintah Kecamatan Kepung dan Kecamatan Ngancar, Bappeda Kabupaten Kediri, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kediri dan Dishubkominfo Kabupaten Kediri. Dalam sambutannya, Heru Wahyu Jatmiko, SE, MM mengatakan, program pengembangan SID yang akan diterapkan di dua desa percontohan yaitu Desa Sempu, Kecamatan Ngancar dan Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, merupakan program kerjasama antara BPBD Kabupaten Kediri dengan UNDP. Sistem ini diharapkan sebagai salah satu upaya pengurangan risiko bencana (PRB) melalui kesiapsiagaan data, selain itu, kegiatan ini diharapkan para calon fasilitator desa memahami konsep dan visi SID sebagai upaya kesiapsiagaan data untuk kebencanaan serta memfasilitasi penggunaan dan pemanfaatan aplikasi SID di desa masing-masing.


Suasana Pelatihan Fasilitator SID untuk Kebencanaan,
15-17 September di Dinas Kominfo Kabupaten Kediri

Dalam sesi paparan, disampaikan materi dari 3 (tiga) narasumber, pertama disampaikan oleh Mart Widarto dari UNDP yang memaparkan konsep dasar dan langkah-langkah dalam mengembangkan SID. Selanjutnya, Bahrun Wardoyo, Kepala Desa Dlingo, Kabupaten Bantul,  memaparkan pengalaman Desa Dlingo dalam mengembangkan dan memanfaatkan SID yang bisa diaplikasikan untuk berbagai keperluan selain kebencanaan, misalnya untuk pertanian, kesehatan dan lain-lain. Bahrun menambahkan, perlu militansi dari pihak pemerintah desa dalam mengembangkan SID serta perlu mendapatkan dukungan dari elemen-elemen desa seperti BPD, LKMD, PKK, Karang Taruna, Kader Posyandu serta komunitas desa lainnya. Sedangkan pemapar terakhir, Rachmat Hafidz Saptoto Aji, dari LSM Combine Resource Institution, memaparkan konvergensi media dalam mendukung SID untuk kebencanaan.

Dalam sesi diskusi, salah seorang peserta dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kediri, Bangun Ananda, S. Kom, menyampaikan apresiasinya atas kegiatan ini dan akan mendukung pengembangan SID ini dengan menyediakan infrastruktut jaringan.  Eko Suroso, salah seorang peserta pelatihan menyampaikan, SID ini sangat bermanfaat bagi desa untuk menyiapkan data ketika menghadapi bencana dan dapat dimanfaatkan untuk mempromosilkan desa. (dienfi@gmail.com)

Jumat, 11 September 2015

BPBD Kabupaten Malang dan UNDP Gelar Pelatihan Fasilitator SID Untuk Kebencanaan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang bekerjasama dengan Kelud Recovery Support Project - United Nations Development Programme (UNDP) mengadakan Pelatihan Fasilitator Sistem Informasi Desa untuk Kebencanaan yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari (3-4/9) di Hotel Kusuma Agrowisata, Batu.

Acara Pelatihan Fasilitator Sistem Informasi Desa (SID) untuk Kebencanaan yang dibuka oleh Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Kabid RR) BPBD Kabupaten Malang, Ir. Atok Irianto, M.Si, dihadiri 15 orang dari perwakilan Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Desa Pondokagung, Kecamatan Kasembon, perwakilan Pemerintah Kecamatan Ngantang dan Kecamatan Kasembon, Bappeda Kabupaten Malang, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Malang dan Dishubkominfo Kabupaten Malang. Dalam sambutannya, Ir. Atok Irianto, M.Si mengatakan, menyambut baik program pengembangan SID untuk kebencanaan yang dilakukan di dua desa percontohan yaitu Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang dan Desa Pondokagung, Kecamatan Kasembon. Diharapkan program ini dapat dikembangkan di desa-desa lain yang rawan bencana sebagai kesiapsiagaan data dalam menghadapi bencana. Ia menambahkan, SID ini diharapkan tidak hanya dijadikan kesiapsiagaan data, tetapi bisa dimanfaatkan untuk semua siklus bencana yaitu saat pra-bencana, saat bencana dan pasca-bencana.


Suasana pelatihan fasilitator SID untuk kebencanaan yang
dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Malang dan UNDP di Kota Batu

Acara ini didampingi oleh 3 (tiga) orang pelatih yaitu Mart Widarto dari UNDP, Elanto Wijoyono dari LSM Combine Resource Institution (CRI) dan Triyono Aswad dari Pengelola SID Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Dalam paparannya, Mart Widarto menyampaikan, kegiatan ini diharapkan peserta memahami konsep dan visi SID sebagai upaya kesiapsiagaan data untuk kebencanaan serta memfasilitasi penggunaan dan pemanfaatan Aplikasi SID di desa masing-masing.

Salah satu pelatih, Elanto Wijoyono yang juga seorang aktivis di Jogjakarta mengatakan, SID ini pertama kali dikembangkan di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten yang merupakan desa yang berbatasan langsung dengan Gunung Merapi, pada tahun 2009 bersama dengan LSM CRI. Joyo sapaan akrab Elanto Wijoyono menambahkan, pada tahun 2010 pada saat erupsi Merapi, Pemerintah  Desa Balerante memanfaatkan SID ini untuk pelayanan pemerintahan darurat di tempat pengungsian, juga dimanfaatkan sebagai rujukan data bantuan dari pemerintah dan penggantian ternak yang mati. Karena di dalam SID ini ada database kependudukan dan database asset, termasuk data ternak.

Selanjutnya Triyono Aswad memaparkan pemanfaatan SID untuk mendukung program Desa Bersaudara (Sister Village) antara desa yang akan mengungsi dengan desa yang menerima pengungsi. Ia menambahkan, dengan SID ini database kependudukan dan asset dapat dijadikan rujukan dalam penanganan pengungsian ketika terjadi Erupsi Merapi.

Salah seorang peserta dari Desa Pondokagung, Sudarmanto (48) menyampaikan terimakasih atas dukungan
dari BPBD Kabupaten Malang dan UNDP yang telah mengadakan kegiatan ini yang akan mempermudah pemerintah desa dalam mempercepat pelayanan publik serta penyediaan data kebencanaan dengan cepat dan tepat. (dienfi@gmail.com)

Jutaan Material Kelud Ancam Nyawa Warga

Berdasarkan data dari Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS Brantas) masih terdapat jutaan meter kubik kandungan material pasir yang jika sewaktu-waktu terkena hujan akan mengalir ke bawah mengikuti aliran sungai, menyebabkan beberapa alur sungai yang ada hamper dipastikan tidak dapat menampung aliran lahar hujan tersebut. Sehubungan dengan adanya ancaman lahar hujan Gunung Kelud, United Nations Development Programme (UNDP) bekerjasama dengan BPBD Kabupaten Malang, menyusun Dokumen Rencana Kontijensi (Renkon) Lahar Hujan Gunung Kelud. Renkon lahar hujan merupakan rencana darurat ketika terjadi bencana lahar hujan, siapa berbuat dimana dan bagaimana yang merupakan tanggung jawab bersama para pihak.

Pada hari Kamis (10/9), BPBD Kabupaten Malang mengadakan kegiatan Lokakarya Sosialisasi Penyusunan Rencana Kontijensi Lahar Hujan Gunung Kelud yang dibuka oleh Asisten Kesejahteraan Rakyat, Drs. Prihadi Waskito, MM, mewakili Bupati Kabupaten Malang, dengan didahului laporan kegiatan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Malang, Drs. Ek. Hafi Lutfi, MM, yang dihadiri kurang lebih 50 orang peserta terdiri dari dinas, lembaga dan instansi terkait, TNI-Polri, universitas, organisasi masyarakat sipil, jaringan relawan, jaringan komunitas penanggulangan bencana dan perwakilan masyarakat.


Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Malang,
Drs. Ek. Hafi Lutfi, MM, sedang memberikan laporan kegiatan

Dalam laporan kegiatan, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Malang menyampaikan, BPBD Kabupaten Malang dan UNDP akan memfasilitasi penyusunan dokumen rencana kontijensi banjir lahar hujan Gunung Kelud pada aliran Sungai Konto, Sambong dan Nogo yang melintasi wilayah Kecamatan Ngantang dan Kasembon dan diharapkan dapat mengakomodasi berbagai inisiatif pengurangan risiko bencana. Selanjutnya dalam sambutannya, Drs. Prihadi Waskito, MM, menyampaikan, atas nama Pemerintah Kabupaten Malang, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan kegiatan ini menjadi langkah awal yang positif untuk membangun kerjasama yang harmonis dalam penanganan pasca erupsi Gunung Kelud dan memberikan dampak positif untuk menjaga stabilitas pembangunan khususnya di Kabupaten Malang.

Selanjutnya, sesi paparan 1 (satu) yang disampaikan oleh 2 (orang) orang narasumber dari Pusat Studi Managemen Bencana (PSMB) UPN “Veteran” Yogyakarta dengan tema Metode dan prinsip penyusunan rencana kontijensi partisipatif dan dari UNDP dengan tema Rencana kerja penyusunan rencana kontijensi lahar hujan G. Kelud. Kemudian, dilanjutkan sesi paparan 2 (dua) yang disampaikan oleh 3 (tiga) orang narasumber dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM dengan tema Mengenal karakter dan ancaman erupsi Gunung Kelud, dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dengan tema Mengenal karakter sungai dan kandungan material Gunung Kelud dan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika dengan tema Mengenal karakter dan proyeksi curah di daerah Gunung Kelud. (dienfi@gmail.com)